Persoalan pemasaran hingga kini menjadi masalah bagi para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pelaku UMKM kesulitan menjual produk yang dihasilkannya, sehingga para pelaku UMKM menjadi sulit dalam mengembangkan usahanya karena nyatanya masih banyak UMKM yang bergantung pada cara berjualan yang masih konvensional. Hal ini berdampak pada pendapatan atau omset dari UMKM tersebut yang secara terus menerus mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan e-commerce yang pendapatannya semakin meningkat karena selama masa pandemi ini masyarakat cenderung melakukan transaksi jual beli melalui online shop. Namun kita tidak dapat memungkiri bahwa seluruh penjual belum melek teknologi, terutama masyarakat yang tinggal di desa. Adanya permasalahan tersebut dikarenakan keterbatasan akses internet serta dari pelaku UMKM terhadap teknologi pemasaran online terbatas, proses produksi dan akses pasar daring yang masih dinilai belum cukup maksimal. Padahal saat ini Pemerintah menargetkan UMKM masuk dalam ekonomi digital.

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat sampai dengan Agustus 2021, sebanyak 15,3 juta usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM telah masuk ke dalam ekosistem digital. Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah menuturkan bahwa kementerian menargetkan 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital pada 2024. Target tersebut sesuai dengan peta jalan atau roadmap UMKM Digital 2021 – 2024. Kemenkop menargetkan UMKM digital dapat tumbuh hingga 19 juta. jumlah itu diharapkan terus bertambah hingga menyentuh 25,5 juta pada 2023. Menurut Siti Azizah (Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM) untuk mencapai tersebut dibutuhkan upaya untuk membumikan literasi digital, meningkatkan kapasitas produksi, serta peningkatan kualitas dan akses pasar dalam menumbuhkan digitalisasi UMKM nasional. Salah satu bentuk peningkatan kualitas dan daya saing UMKM tersebut yaitu dengan mengupgrade pembayaran digital QRIS. 

Sebagai upaya membumikan literasi digital dan peningkatan kualitas UMKM melalui pembayaran digital QRIS dalam menumbuhkan digitalisasi UMKM maka dibutuhkan adanya pemahaman mengenai digital marketing dan pendaftaran QRIS bagi para pelaku UMKM. Digital marketing merupakan suatu aktivitas promosi, baik untuk mempromosikan sebuah brand, produk maupun jasa menggunakan media digital. Banyak sekali manfaat dari penggunaan digital marketing, salah satunya yaitu dapat menjangkau target pasar yang lebih luas karena tak terbatas letak geografis. Selain digital marketing, UMKM saat ini juga penting untuk mengupgrade pembayaran secara digital melalui QRIS. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menargetkan sebanyak 45 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat menggunakan QR Indonesian Standar (QRIS) pada 2023. Hal ini dilakukan untuk mencapai digitalisasi ekonomi di Indonesia.

Dalam mendukung target digitalisasi ekonomi melalui literasi digital marketing dan pembayaran digital, maka Genbi Solo mengadakan adanya Gen Semar. Gen Semar merupakan salah satu program kerja divisi Kewirausahaan Genbi Solo yang berbentuk seminar Nasional mengenai digital marketing dan pendaftaran QRIS bagi UMKM di Solo. Kegiatan Gen Semar dilakukan untuk memperluas pengetahuan terkait digital marketing sehingga mampu berkontribusi dalam mewujudkan UMKM yang berdaya saing. 

Kegiatan Gen-Semar GenBI 2022 mengusung tema “Seminar Digital Marketing: Branding Tepat, Orderan Meningkat” yang berarti bahwa adanya pengetahuan mengenai digital marketing sangat penting untuk melakukan branding produk pelaku UMKM. Dengan branding yang tepat maka orderan untuk produk yang dipasarkan oleh UMKM juga akan meningkat. Selain itu, diharapkan dengan adanya Gen-Semar mengenai digital marketing dan pendaftaran QRIS maka para pelaku UMKM dapat memberikan sumbangsih terhadap akselerasi gerakan non tunai dan transformasi digital UMKM.